Monday 4 May 2020

6 KUNCI MEMBANGUN KELUARGA YANG TANGGUH SELAMA PANDEMI


Ada banyak hikmah dan tantangan yang kita temukan selama pandemi berlangsung. Salah satunya adalah keluarga. Di tengah situasi ini, keluarga adalah menjadi social group yang akan selalu berada dengan kita dalam kehidupan sehari-hari. Indeed, karena di seluruh dunia serempak memberlakukan aturan lebih baik di rumah saja untuk menghindari adanya penularan virus Corona yang begitu cepat. Artinya, kita akan menghadapi segala sesuatunya bersama keluarga. Menghadapi segala suka dan duka bersama keluarga. Pertanyaanya adalah bagaimana kita bisa melewati hal tersebut dengan baik bersama keluarga kita.

Selama pandemi ini, dilaporkan bahwa angka perceraian di Wuhan meningkat  sebesar 50%. Angka kasus kekerasan dalam rumah tangga meningkat drastis di seluruh dunia. Perekonomian dunia begitu semrawut sehingga banyak yang kehilangan pekerjaannya. Dengan segala kekacauan ini ternyata tidak semua keluarga dapat bertahan dengan baik hingga akhirnya menyerah di tengah jalan. Saya yang saat ini memiliki keluarga kecil bersama anak-anak dan suami tercinta tentunya harus terus mengevaluasi diri agar hal-hal tersebut tidak terjadi pada keluarga kami yang baru berusia 6 tahun ini. 

Sebagai upaya untuk memperkuat keutuhan keluarga kami, saya menyempatkan diri untuk mengikuti WEBEX Session: Family Strethening in Cricis Situation bersama Dr. John Defrain yang diselenggarakan oleh CPMH UGM. Dr John merupakan profesor terkemuka yang banyak meneliti tentang keluarga di seluruh dunia. Beliau selama bertahun-tahun menginterview dan membagikan kuesioner pada keluarga di seluruh dunia yang merasakan kepuasaan dan kebahagiaan dalam keluarganya. 

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa ada 6 kualitas utama yang membangun kekuatan keluarga di seluruh dunia dari berbagai macam suku, etnis maupun budaya yang berbeda. Apa saja 6 kualitas itu? Yuk kita simak satu-persatu:

1. Apresiasi dan afeksi satu sama lain

Apresiasi dan afeksi berarti adanya rasa sayang, rasa saling peduli, dan rasa saling menghargai perbedaan satu sama lain. Terkadang kita sebagai orang tua berhak menentukan keputusan sebagai wujud rasa peduli dan sayang kita ke anak-anak. Namun sering kali kita melupakan untuk bertanya ke anak-anak, apakah keputusan itu juga terbaik bagi mereka? Kadang orang tua tanpa disadari sering memaksakan kehendak diri agar semuanya dapat diikuti oleh anak. Namun kita melupakan satu hal yang penting yaitu berdiskusi. 

Dengan adanya diskusi, kita bisa saling menghargai pendapat masing-masing anggota keluarga. Suami bisa lebih menghargai istri, istri bisa lebih memahami suami, dan orang tua bisa lebih mengharagi pendapat anak. Sebagai orang tua, jauhkan diri dari perasaan lebih superior yang menganggap segala keputusan adalah terbaik bagi anak. Sebagai anak, tidak semua keinginan harus seua diwujudkan oleh orang tua. Hargai apa alasan orang tua belum bisa memenuhi keinginanmu. Begitu juga sebagai suami dan istri. Selesaikan segala permasalahan dengan kepala dingin agar tidak saling menyalahkan dan beradu argumen yang mengakibatkan hubungan yang tidak baik.

Selanjutnya afeksi. Afeksi adalah bagaimana cara kita mengekspresikan rasa sayang kita ke anak-anak dan pasangan kita. Kehidupan masyarakat urban yang sangat sibuk seringkali membuat kita lalai untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta kita ke keluarga. Peluk mereka dengan hangat, sampaikan hal apa saja yang bisa membuatmu bahagia bersama keluarga. 

2. Komunikasi positif

Keluarga yang kuat adalah keluarga dimana anggota keluarga saling memberikan power/kekuatan satu sama lain dengan cara saling memberikan ide, bekerjasama, dan saling berkompromi, termasuk menghargai pendapat setuju dan tidak setuju. Beberapa aspek dari komunikasi positif antara lain adalah bagaimana cara kita memberikan pujian, berbagi perasaan, saling terbuka, dan menjauhkan diri dari menyalahkan satu sama lain. Dalam menyelesaikan suatu masalah, baiknya kita fokus dalam penyelesaiannya, bukan terfokus pada perbedaan pendapat yang berujung pada rasa saling menyalahkan dan merasa lebih superior dibandingkan yang lain.

3. Komitmen terhadap keluarga

Kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran adalah elemen yang penting untuk menguatkan komitmen terhadap keluarga. Kejujuran ini yang dapat membantu pasangan untuk saling menguatkan dan menerima kesalahan. Sebaliknya, perselingkuhan akan menghancurkan kepercayaan pasangan yang berimbas pada ketidak harmonisan dalam rumah tangga. Tak hanya itu, anak juga akan merasa tidak aman dan terancam jika melihat kedua orang tuanya tidak harmonis dan saling berselisih faham. Oleh sebab itu selalu tanamkan komitmen untuk bisa membangun keluarga yang tangguh menghadapi cobaaan.

4. Menikmati waktu bersama

Suatu penelitian menemukan bahwa kekerasan dalam keluarga dan kesibukan sangat berkaitan erat. Seringkali orang tua bekerja terlalu keras sehingga secara tidak disadari dapat menyakiti relasi antar keluarga. Bekerja terlalu keras seringkali membuat kita terlalu lelah dan hampir tidak memiliki waktu bersama keluarga.  Menghabiskan waktu bersama keluarga tak perlu hal yang mewah seperti bepergian keluar negeri, menghabiskan uang untuk shopping dan lain sebagainya. Hal-hal sederhana pun justru bisa membangun kelekatan bersama keluarga. Anak-anak bahkan tidak menyadari jika orang tuanya sedang menghadapi perekonomian yang sulit. Namun ia bisa menyadari bagaimana orang tua mereka dapat menikmati waktu bersama-sama dengan anak-anak dengan penuh canda dan tawa. 

5. Adanya perasaan sehat secara Spiritual

Salah satu kekuatan keluarga adalah adanya kesehatan spiritual dan nilai-nilai yang dipercayai bersama. Landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah adalah kunci utama untuk membangun keluarga yang tangguh. Terutama dalam situasi sulit seperti saat ini, kita dapat merenungkan bersama-sama keluarga dan bersama-sama bermunajat untuk mengingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. 

6. Kemampuan mengatasi dan memanage stress dan krisis

Jika setiap keluarga dapat saling memahami karkter masing-masing, maka mereka akan tahu bagaimana memperlakukan keluarganya dengan baik. Saat salah satu anggota melewati masa yang sulit, maka anggota keluarga saling bersinergi agar mereka dapat melewati masa sulit itu sehingga tidak menimbulkan kondisi yang lebih buruk lagi seperti stress dan depresi berkepanjangan.


Semoga dalam situasi ini, kita semua bisa saling bersinergi untuk membangun keluarga yang tangguh. Semua dimulai dari rumah dan berakhir dari rumah. Rumah adalah tempat kita dan keluarga kita saling berkumpul dan menghadapi segala situasi dan kondisi bersama-sama. Yuk jadikan rumah kita menjadi tempat ternyaman yang dimulai dari kekuatan keluarga :)

#BPNRamadhan2020
#BPNRamadhanChallenge
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY9


0 comments:

Post a Comment

Yakin gak mau BW? Aku suka BW balik loh