Tuesday 28 April 2020

FUNGSI MASKER SELAMA PANDEMI DI BULAN RAMADHAN


Selama pandemi, kita diwajibkan untuk menggunakan masker penutup wajah untuk menghindari dari penularan virus kepada orang lain. Bagi yang sehat disarankan menggunakan masker kain yang masih bisa dicuci ulang agar tetap waspada terhadap penularan virus. Bagi yang sakit diwajibkan menggunakan masker medis agar tidak berpotensi menularkan virus kepada yang sehat.  Sebaiknya setiap kali keluar rumah masker harus selalu digunakan dan juga diimbangi dengan rutin mencuci tangan dengan sabun antiseptik. 

Menjelang puasa Ramadhan, masa pandemi masih terus berlangsung dan semuanya tetap disarankan #dirumahsaja sampai kondisi saat ini berangsur membaik. Tidak ada lagi buka bersama yang biasa dilakukan oleh banyak orang setiap kali berbuka Ramadhan. Sedikit juga orang yang pergi ke masjad dan memilih untuk melaksanakan salat Tarawih di rumah. Meski demikian, tetap jangan lupa gunakan masker ya setiap kali keluar rumah.

Menariknya, penggunaan masker di bulan yang penuh suci ini memiliki banyak manfaat bagi kita. Selain berfungsi untuk menangkal virus Corona masuk ke tubuh kita, tapi juga berfungsi untuk menangkal hal-hal yang membatalkan puasa. Lah kok bisa? Bisa aja donk.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Utdzh.Sheila Ardiana, Lc., hal-hal yang membatalkan puasa terbagi menjadi 2 yaitu: Muhbithat dan Mufathirat. Yuk kita simak penjelasannya satu persatu:

1. Mufathirat

Mufathirat adalah yang membatalkan puasa sehingga puasanya tidak sah dan wajib mengqadha atau mengganti. Hal-hal tersebut antara lain; murtad, gila, haid dan nifas, mabuk atau pingsan, jima (bersetubuh), mengeluarkan mani dan muntah dengan sengaja. Jika hal itu terjadi pada kita, maka puasanya batal dan wajib mengganti. 

2. Muhbithat

Muhbitat adalah hal yang membatalkan pahala puasa meskipun puasanya sah dan tidak wajib mengqadha, namun tidak mendapatkan pahala. Sebagaimana hadits dibawah ini disebutkan:

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ وَالْيَمِنُ الْكَاذِبَةُ. رواه الديلمي في الفردوس
“5 hal yang membatalkan pahala puasa: kebohongan, ghibah, adu domba, melihat dengan syahwat dan sumpah palsu”.

قَالَ  كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ رواه أحمد وابن ماجه.

Rasulullah Saw bersabda: “betapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan rasa lapar dan haus karena puasanya (tanpa mendapat pahala)”. 

Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang menghilangkan pahala saat berpuasa antara lain adalah: 
  • Ghibah, alias gosip membicarakan tentang keburukan seseorang meski perkataanya benar
  • Namimah, mengadu domba
  • Berbohong, termasuk menyebar berita HOAX
  • Melihat kepada sesuatu yang haram juga yang halal, namun dengan pandangan yang penuh syahwat dan menikmati pandangan tersebut
  • Melakukan sumpah palsu
  • Bebuat dan berkata dusta
Dengan penjelasan diatas, sejatinya saat berpuasa kita bisa menghindari hal-hal tersebut agar pahala puasa kita tetap utuh dan lebih berkah. 

Masker sejatinya berfungsi sebagai penutup. Jadi gunakanlah masker untuk menutupi mulut kita dari ghibah, mengadu domba, sampai menyebarkan berita bohong. Jika perlu, tutuplah jemari tanganmu dari hal seperti mengetik status yang bertujuan untuk membicarakan orang lain, mengadu domba, menyebar berita yang belum kita ketahui kebenarannya. Baik ini semua ditujukan kepada teman kita, saudara kita, bahkan pemerintah. Sebisa mungkin harus kita hindari. 

Masa pandemi yang penuh dengan kekacauan ini memang lebih mendorong diri kita untuk menyebarkan berita hoax, mencaci maki pihak tertentu, sampai mengadu domba yang menimbulkan kebencian dan kekacauan. Saling menyalahkan satu sama lain, sampai menghabiskan waktu dengan menonton tontonan yang mengundang syahwat karena waktu kita banyak kita habiskan di rumah. Naudzubillahimindzalik.

Jadi meski selama puasa di rumah aja dan kita menjalankan social distancing, sebisa mungkin hal-hal tersebut dapat kita hindari. Alihkan dengan menulis, membaca Al-Qur`an, beribadah yang lain, sehingga memfokuskan diri kita dengan hal-hal yang bermanfaat. Buatlah target khatam Al-Qur`an selama sebulan ini. Jadi saat kita ngerasa gak ada kerjaan di rumah sambil nunggu bedug, mending kita isi dengan hal-hal yang mendatangkan banyak keberkahan dari Allah SWT. 

Semoga kita dilimpahkan amal ibadah yang bermanfaat di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini ya :)

#BPNRamadhan2020
#BPNRamadhanChallenge
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY6

Monday 27 April 2020

SOCIAL MEDIA DAN TEORI KONSPIRASI COVID


Belakangan ini, semenjak lebih dari sebulan stay at home, to be honest saya mulai merasa jenuh untuk sekedar mencari satu sisi dari pandemi ini. Let say, I wanna digging another perspective from this. Ya, karena pada dasarnya otak manusia cenderung liar untuk ingin mencari tahu sesuatu sampai ke akarnya. Mulailah iseng-iseng nontonin konten youtube yang berkaitan dengan teori konspirasi mengenai masalah ini. Masalah yang sedang ditakutkan oleh semua orang di seluruh dunia.

Barusan nonton podcast terbarunya om Deddy Corbuzier di Youtube ngajakin discuss bareng Young Lex. Ya elah Young Lex. Kenapa Young Lex sih om, yang menurutku dalam persepsi aku gak suka banget sama ini orang. Tapi coriosity-ku sama hal semacam ini yang mau gak mau harus selalu objektif dalam menilai. Dan setelah nonton itu, banyak hal yang menarik sekali untuk didiskusikan.

Well, kita harus tau bahwa belum ada satupun yang tahu pasti kapan wabah ini akan berahir. Meski sejumlah peneliti dan ahli memprediksi puncak pandemi dan berakhir pada bulan ke berapa. Tapi kita sama-sama gak tahu secara pasti. Gimana kalau sampai berbulan-bulan. Bahkan sampai tahun depan. 

Bayangin aja baru sebulan kita mengkarantina dini , sudah banyak ribuan orang yang mengalami PHK. Banyak orang yang menggantungkan dirinya dari gaji harian terpaksa gak bisa makan. Gak bisa makan bayangkan. Ynag kita tahu selama ini makan adalah kebutuhan dasar yang semestinya harus dipenuhi. 

Lalu bagaimana habit kita semakin beradaptasi dengan kondisi kita yang di rumah aja. Mulai dari yang bisa membatasi diri dengan gadget, kini menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget. Yang biasanya anak-anak bebas beraktivitas di luar rumah, kini harus dibiasakan segalanya ada di rumah. Kebayang gak kedepannya karakter anak-anak kita bakal berbeda. Mereka akan dibiasakan dengan kenyamanan untuk melakukan segala sesuatunya dari rumah. Dan bisa saja terjadi kedepannya anak-anak akan tumbuh dengan rasa ketakutan dan ketidaknyamanan dengan situasi di luar. Akibatnya kemampuan pertahanan dirinya melemah. Ya, seperti itu lah menurut teori konspirasi, yang faktanya segala macam teori konspirasi belum bisa dibuktikan secara ilmiah. 

Eit, tapi yang belum terbukti secara ilmiah belum tentu memang tidak benar adanya. Bisa saja berita HOAX terselip fakta yang tidak banyak orang tahu. Dan bisa jadi, jumlah angka pasien positive Corona sengaja dibesar-besarkan hanya karena ingin menciptakan KETAKUTAN oleh banyak orang. 

Hampir setiap detik berita yang tersebar di social media selalu membahas tentang COVID. Yang artinya, mau mereka yang membatasai sosmed maupun yang nggak, mereka akan tetap terpapar berita karena begitu masivenya berita ini selalu beredar. Social media sejauh ini adalah senjata yang paling ampuh untuk menciptakan ketakutan orang. Social media juga dimanfaatkan oleh kalangan global elit untuk memenangkan pemilihan presiden di beberapa negara, dengan menyebarkan berita yang membuat orang takut untuk memilih pemimpin yang tidak tepat.

Ketakutan dan kewaspadaan memang beda-beda tipis. Namun ketakutan manusia memang seringkali dimanfaatkan oleh kalangan global elite untuk memusnahkan kita selama ini. FEAR MEANS BUSINESS. Ketakutan adalah bisnis yang bisa menghasilkan uang. Orang takut sakit polio, pada akhirnya diciptakan vaksin polio, yang kemudian diwajibkan oleh seluruh orang di dunia ini untuk dikonsumsi. Sejak dini. Siapa yang banyak meraup keuntungan dalam hal ini?

Bagaimana jika memang virus ini memang sengaja dibuat oleh manusia untuk menciptakan sesuatu yang bernama vaksin. Yang pada akhirnya semua orang bergantung pada vaksin. Yang bisa saja terjadi setiap orang wajib memiliki kartu vaksin, dimana sama halnya dengan KTP. Orang gak bisa keluar negeri kalau vaksinnya gak lengkap. Orang gak bisa mengendari kendaraan kalau belum punya kartu vaksin sebagai syarat utama membuat SIM. Apakah hal ini memungkinkan terjadi?

Ya namanya juga teori konspirasi. Kita gak berhak untuk mempercayainya, dan memang teori konspirasi bakal selalu ada. Yang suatu ketika ada dua kemungkinan yang dihasilkan, yaitu teori itu memang tidak terbukti atau tenyata seperti itulah faktanya. 

Tapi satu hal yang bisa diambil dari pembahasan teori konspirasi ini adalah aku jadi lebih mudah menjaga kewarasan selama pandemi ini. Selalu ingat jika ketakutan manusia adalah senjata yang bisa selalu dimanfaatkan oleh beberapa kalangan. Teori konspirasi ini secara gak langsung membantuku untuk lebih mindfulness juga menghadapi situasi. Loh kok bisa, padahal kan mindulness itu metode mengelola mindset kita untuk terfokus pada present situation? ya benar. 

Setidaknya dengan segala keambiguan masa depan yang masih selalu diperdebatkan ini, aku jadi ngerasa untuk gak terlalu mengambil pusing apa yang terjadi kedepannya. Mau bakal hancur lebur atau gak. Yaudah deh lets back to the present. Yaudah deh yuk kita balik lagi ke present setelah membahas tentang teori konspirasi ini :D

#BPNRamadhan2020
#BPNRamadhanChallenge
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY5

Saturday 25 April 2020

JAGA KESEHATAN MENTAL SELAMA PANDEMI COVID 19


Seperti yang kita ketahui, angka pasien positif Corona semakin meningkat di seluruh dunia. Beberbagai macam upaya pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat supaya bisa menekan angka peningkatan pasien yang terinfeksi virus. Mulai dari sosialisasi penggunaan masker setiap keluar rumah, rajin cuci tangan dengan sabun, menerapkan physical distancing, dan yang terpenting adalah menjaga kesehatan agar memiliki  daya tahan tubuh yang baik.

Pada dasarnya virus Corona adalah virus yang menginfeksi saluran pernafasan. Virus ini akan lebih mudah menyerang pada orang yang memiliki imun tubuh yang rendah. Maka gak heran kalau angka kematian pasien pengidap virus ini didominasi oleh kalangan lansia. Meski demikian, yang ngerasa masih muda juga tetap harus menjaga daya tahan tubuh donk. Dengan menjaga daya tahan tubuh dengan baik, kita bisa mencegah masuknya virus ke tubuh kita dan tidak berpotensi menularkan virus ini ke orang lain.

Menerapkan pola hidup yang sehat adalah upaya bagaimana kita bisa meningkatkan imunitas tubuh. Makan-makanan yang bergizi seperti sayur dan buah, tidak merokok, berolahraga yang teratur, dan rutin mengkonsumsi vitamin dan ramuan untuk meningkatkan imun tubuh kita.

Di sisi lain, yang gak kalah penting adalah menjaga kesehatan mental selama pandemi. Kenapa sih kesehatan mental juga perlu diperhatikan?

Dikutip dari Forbes.com, masa pandemi bisa memicu rasa takur, cemas, bahkan perilaku yang gak menentu. Kalau ini berlangsung lama, maka otak kita jadi overdrive dan bisa memicu gejala fisik seperti insomnia, gangguan pencernaan, kelelahan, dan lain sebagainya. Akibatnya imun tubuh akan melemah dan kita akan mudah terinfeksi virus lebih cepat. 

So, yuk kita lakukan upaya-upaya sederhana biar kesehatan mentalmu semakin terjaga selama pandemi. Hal yang bisa kalian lakukan antara lain:

1. Tetap produktif selama di rumah


Kebijakan pemerintah untuk bekerja dan belajar dari rumah ternyata bikin kita jadi mager alias malas gerak dan justru rutinitas sehari-hari jadi berantakan. So, tetap lakukan kegiatan produktif ya selama di rumah. Tetap bangun di pagi hari seperti biasanya. Untuk para working moms, pastikan moms bisa memanagemen waktu antara bekerja, mengurus urusan domestik, sampai membersamai anak-anak di rumah. Buat yang gak ada pekerjaan, yuk cobain ketrampilan baru selama di rumah seperti menjahit, bercocok tanam, memasak, sehingga hari-harimu jadi terasa lebih menyenangkan.

2. Batasi waktu mengakses sosial media dan hindari membaca berita HOAX

Tahu gak parents? Banyak sekali dilaporkan jika para pasien positive Corona bisa sembuh karena mereka bisa me mantain sosmed mereka dengan baik. Contohnya aja bapak walikota Bogor, Pak Bima Arya. Semenjak dinyatakan pasien positive COVID, beliau ngerasa lebih baik setelah membatasi diri dengan membuka sosial media. Ternyata social media distancing justru lebih penting saat pandemi ini supaya orang gak terlalu panik dan merasa cemas berlebih yang nantinya akan berdampak pada penurunan daya tahan tubuh.

3. Berlatih Mindfulness

Selama masa pandemi ini banyak banget para praktisi mindfulness membagikan tips agar bisa tenang dan bisa mengelola emosi dengan baik. Mindfulness adalah salah satu metode dimana pikiran dan emosi kita terfokus pada kondisi saat ini. Focus on the present adalah hal yang paling mudah untuk mengelola emosi kita menjadi lebih baik. 

Meski pandemi dan jumlah pasien kian meningkat, namun saat ini kita masih diberikan sehat. Kita saat ini berkumpul dengan keluarga. Rasa takut yang ada dalam diri tetap kita terima dengan suka cita. Lalu kemudian kita sadari jika rasa takut itu sehingga kita bisa lebih tenang dan menerima segala kondisi yang ada.

4. Membantu orang lain bisa meningkatkan kesehatan mental

Dengan situasi yang serba sulit seperti saat ini, ada aja kelakuan orang untuk jadi panic buying. Menimbun kebutuhan pangan sampai orang lain tidak kebagian, menimbun masker dan hand sanitizer untuk diperjual belikan dengan harga yang sangat tinggi, dan lain sebagainya. Dampak pandemi bagi sebagian besar orang juga berimbas seseorang kehilangan pekerjaan sampai susah untuk makan. Jadi saatnya kita ulurkan tangan kita untuk membantu para sesama. Dengan membantu sesama, efikasi diri  dan kualitas diri kita meningkat karena bisa bermanfaat bagi orang lain.

5. Berlatih meditasi

Berlatih nafas diyakini dapat mereduksi stress dan kecemasan. Dengan berlatih nafas kita dapat mengistirahatkan pikiran sejenak dan merasakan udara masuk ke dalam rongga-rongga tubuh kita. Berlatih nafas juga membuat kita lebih mudah mengelola emosi sehingga kita jadih lebih tenang dalam mengambil keputusan.

6. Makan makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang baik

Penelitian menemukan bahwa stress dapat memicu seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh tinggi yang sering ditemukan di junk food, fast food, dan sejenisnya. Jadi siapkan cemilan yang sehat ya selama pandemi. Pilihlah makanan yang tinggi protein dan kalium karena mereka terbukti membantu menenangkan suasana hati seperti granola, buah-buahan, yang dapat dicerna tubuh dengan baik.

7. Lakukan self-care

Meskipun kegiatan di rumah membuat waktu kita menjadi lebih produktif , namun tetap pastikan waktu untuk self care dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai. Contohnya seperti mendengarkan musik, beribadah, membaca Al-Quran, atau melakukan spa untuk memanjakan diri anda dari segala macam rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Membuat jurnal syukur juga salah satu bentuk self care yang sangat mudah di terapkan sehari-hari. Tulislah 3 hal yang membuatmu bersyukur hari ini sebelum tidur. Keesokan harinya, kita akan lebih bersemangat dan postif menjalanakan kegiatan sehari-hari.

8. Melakukan aktvitas & komunikasi positif bersama keluarga



Selama di rumah saja, membangun keluarga yang tangguh adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mental kita. Bayangin selama pandemi ini kita bertemu dengan anggota keluarga kita selama 24 jam. Semua yang kita lakukan berawal dan berakhir di keluarga. Jadi bisa saja konflik akan sering terjadi jika kita tidak bisa membangun interaksi yang baik. Lakukan kegiatan yang menyenangkan seperti memasak bersama, bermain game bersama, yang membuat hubungan antar anggota keluarga jadi semakin erat dan harmonis.

Nah, itu dia beberapa tips menjaga kesehatan mental selama pandemi. Kita yakin jika pandemi ini akan segera berahir dan kita akan bisa menikmati momen bersama-sama jika kita bisa menjaga kesehatan mental kita dengan baik. Selamat mencoba :)

#BPNRamadhan2020
#BPNRamadhanChallenge
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY4

Friday 24 April 2020

CARA MENUMBUHKAN EMPATI PADA ANAK SAAT PANDEMI

Disaat pandemic covid 19 yang tengah mendera hampir seluruh negara di dunia, sikap empati antar sesama manusia kian dipertanyakan. Panic buying, nimbun masker & sanitizer, sampai himbauan untuk #stayathome masih sering diabaikan. Himbauan untuk wajib bermasker pun gak diindahkan. Masih banyak para penjual makanan jualin makan sambil nerocos ngomong tanpa difilter pakai masker apapun. Nah kalau makanannya kecipratan air liur apa gak sedih yang beli. 


Miris banget ya liat situasi kayak gini. Warga yang susah untuk disiplin dan berempati merupakan salah satu cerminan/bukti kegagalan orang tua untuk mengonternalisasi sikap empati ke anak-anaknya.  Kenapa sih empati sangat diperlukan pada situasi kayak gini? gimana cara kita menanamkan empati ke anak sejak dini?




Jadi pada dasarnya anak terlahir dengan bawaan empati pada dirinya. Orang tua hanya perlu menyambungkannya dan bagaimana agar sikap empati ini dapat bekerja. Pernah lihat kan saat bayi menangis ketika melihat bayi lain sedang menangis? atau saat si ibu sedang bersedih maka si bayi juga akan merasakan itu dengan menunjukan perilaku yang mudah rewel dan menangis.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk membuat empati ini bekerja antara lain adalah:



1. Ortu harus bisa merefleksikan empati terlebih dahulu kepada dirinya

Sebelum mengajarkan empati ke anak, eits coba refleksikan dulu seberapa empati kah kita sebagai orang tua. Fahami apa empati bagiku? Seberapa sering menghakimi diri sendiri dan orang lain? Bagaimana menyampaikan sikap empati dengan gaya bahasa yang baik?

Jika ortu dapat merefleksikan dengan baik, maka diharapkan hal tersebut dapat terinternalisasi ke diri orang tua yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Selalu diingat jika orang tua adalah role model yang secara kuat tingkah lakunya akan diikuti oleh anak. So, biasakan merefleksi diri sebelum mengajarkan hal ke anak yah parents :)

2.Belajar memahami orang lain

Latih anak untuk belajar memahami orang lain terutama disaat bermain dengan teman. Biasanya anak kecil akan suka berebut mainan dengan teman atau adeknya. Saat si anak berebut mainan dengan adik/teman bermain, sebaiknya jangan serta merta meminta anak untuk mengalah & menuntut si anak untuk meminjamkan. Bagaimana kalau diganti dengan kata " o..adek juga pengen maen itu kak. Nanti maennya gantian ya" "Tadi siapa duluan yang main? mainnya bareng-bareng ya kalau kakak 10 menit udah selesai nanti gantian adik ya". Dari situ anak akan belajar memahami bahwa temannya juga ingin bermaian maianan itu, dan bagaimana caranya agar si anak juga bisa bermain.



3.Latih anak untuk mengenali emosi diri & orang lain

Ajak anak berdiskusi gimana perasaaan mama/papa saat kakak gak mau berbagi sama adek. apakah sedih, marah atau senang? bagaimana perasaan si kakak waktu mainannya harus dibagikan sama adek, marah sedih atau senang? terima apa yang mereka rasakan tanpa perlu menghakimi. Terkadang kita selalu ingin menuntut anak agar bisa bercerita perasaannya usai pulang sekolah;

"Nak, gimana sekolahnya hari ini?"

"Biasa aja"

Biasa aja gimana? Padahal emaknya pengen banget dapet ceria puanjang kayak kereta. Tapi eh tapi emang emaknya sering juga gak ceritain banyak hal ke anak usai bekerja atau pergi dari suatu tempat? Dengan cara saling terbuka satu sama lain maka anak juga nyaman jika ia suatu ketika ingin bercerita perasaanya ke orang tua.

4. Gunakan media buku untuk menyampaikan pesan moral melalui cerita.

Buku adalah media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan moral kepada anak. Ada banyak buku cerita edukatif yang bisa parents bacakan ke anak-anak. Pastikan juga cerita memuat kisah situasi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Dikutip dari buku The Danish Way of Parenting, orang tua Denmark biasa menceritakan hal yang sangat realistis dalam kehidupan sehari-hari. Misal saat ada orang tua yang tidak mendapatkan kursi di kereta umum, akan ada orang yang menawarkan bantuan tapi ada juga orang yang bahkan pura-pura tidur karena tidak ingin memberikan kursinya. Pancing anak untuk merespon dan menganalisa hal yang mana yang nantinya akan menguntungkan bagi dirinya dimasa yang akan datang.



5. Membangun keluarga yang meaningful akan empati.

Biasakan untuk membangun kebiasaan baik di dalam rumah. Kebiasaan baik ini dimulai dari hal terkecil seperti saat berdiskusi bersama keluarga. Bagaimana anggota keluarga bisa menjadi pendengar yang baik saat anggota yang lain sedang menyampaikan sesuatu. Bagaimana menyampaikan hal yang tidak menyakiti perasaan orang lain. Bagaimana reaksi orang tua saat kecewa pada anak-anak. Jika semua bisa dimulai dari di rumah, maka saat bertemu dengan lingkungan baru, anak sudah faham dengan norma yang biasa ia temukan di rumah.

6. Menjadi pendengar yang baik

Seperti yang disampaikan di point ke lima diatas ya parents, bagaimana menanamkan anak agar bisa menjadi pendengar yang baik. Bukan sekedar diajarkan menjadi pembicara yang baik saja. Saat anak bercerita, pastikan parent benar-benar berfokus pada anak. Tatap matanya, dengarkan betul-betul perkataanya, buat posisi tubuh  sejajar dengan anak. Anak akan merasa dihargai dan didengarkan. Namun jika parents mendengar sambil menatap layar gadget, pastinya anak akan merasa kurag dihargai padahal mereka sangat antusias ingin bercerita kepada parents.

Nah, jika hal tersebut dapat ditanamkan pada anak, semoga kelak anak-anak tumbuh menjadi seseorang yang memiliki rasa empati yang tinggi. Di saat pandemi seperti ini, mereka akan disiplin menjalankan aturan yang diberikan. Di sisi lain, mereka akan tergerak untuk membantu sesama untuk menggalang dana atau mengulurkan bantuan kepada orang yang memerlukan.

#BPNRamadhan2020
#BPNRamadhanChallenge
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY3

5 PERUBAHAN DALAM KELUARGA SELAMA PANDEMI COVID 19: NOMER 5 KAMU WAJIB TAHU!

Semenjak Pemerintah memberlakukan physical distancing selama wabah COVID 19, hampir semua perusahaan, sekolah, dan instansi lainnya memberlakukan WORK FROM HOME dan STUDY AT HOME. Artinya hampir semua masyarakat diminta untuk STAY AT HOME dengan tujuan untuk memperlambat penebaran virus COVID yang sudah menyebar di hampir seluruh negara di dunia. 

Sejak pertengahan Maret 2020, sudah banyak para pekerja mulai bekerja dari rumah. Tentunya ini menjadi hal yang sangat mendadak ya bagi semua orang.  Jadi dengan situasi serba mendadak ini, pasti bakal banyak sekali perubahan yang dirasakan khususnya bagi warga yang terdampak seperti para pengusaha, pebisnis, dan pekerja yang mengandalkan gaji harian untuk bertahan hidup. 

Di setiap keluarga-pun juga akan ngerasain perubahan yang berbeda dimana biasanya anak-anak sekolah, sekarang di rumah aja. Orang tuanya berkerja keluar, sekarang semua bekerja dari rumah. Para ibu pekerja juga akan menghadapi tantangan baru bagaimana caranya bisa bekerja sambil ngurus kerjaan domestik dan anak-anak. Pastinya semua akan memerlukan penyesuaian pada masing-masing keluarga.

Terus apa aja nih perubahan yang bakal dialami oleh masing-masing keluarga selama pandemi ini? Yuk kita simak satu-persatu:

1. Keluarga akan bertemu selama 24/7 .   
                                                             
https://www.baylor.edu/

Kumpul bareng keluarga memang selalu menyenangkan ya. Hal yang memungkinkan terjadi saat pandemi ini adalah anggota keluarga bisa saling membangun momen berkualitas dan membangun bonding satu sama lain. Namun tidak bisa dipungkiri kemungkinan yang terjadi adalah justru lebih banyak konflik yang terjadi terutama konflik antar pasangan. Biasanya anak/pasangan memilih keluar rumah sejenak untuk menghindari konflik yang ada, namun sekarang semua harus terselesaikan di rumah. Bagaiamana tiap anggota keluarga bisa sama-sama survive untuk bisa saling menurunkan egonya masing-masing. Wah, pasti nano-nano banget ya.

2. Mulai ngerasain ritme kegiatan sehari-hari mulai berubah. 
                                                      

Yang awalnya biasa bangun pagi sekarang bangunnya jadi tambah molor. Yang awalnya waktu buat scrolling sosmed bisa dimimalisir, sekarang jadi tambah makin sering. Yang awalnya mungkin jadi jarang masak, sekarang jadi tambah rajin masak deh. Berada di rumah terkadang bisa bikin seseorang lupa waktu. Apalagi buat wanita karier tentunya akan merasakan hal yang beda saat bekerja di rumah. Yang biasanya semua bisa terfokus di kantor, sekarang harus dihadapkan banyak distraksi seperti anak rewel, bayang-bayang cucian menumpuk, dan lain sebagainya. Untuk itu buat para working mom perubahan ini bakal dirasakan saat di rumah dan semua perlu dibuat perencanaan agar dapat terhindar dari stress dan mampu menyesuaikan diri dengan baik.

3. Pola makan yang mengalami perubahan.                                                                                   

Bagi yang biasa coping stress dengan cara makan, ini bakal bikin angka timbangan badan kamu bakal makin geser ke kanan. Tapi ada juga yang jadi gak nafsu makan karena ngerasa stress dan boring gara-gara kelamaan di rumah. Atau karena keinginan beli makan di luar cenderung menurun, moms jadi sering masak beraneka ragam masakan untuk mengisi waktu di rumah bersama keluarga. Bisa jadi kemungkinan tambah sehat, atau bisa juga badan jadi berat karena mengkonsumsi makanan berlebihan. Hal kayak gitu juga perlu dipertimbangkan resiko yang terjadi ya :)

4. Finansial managemen yang jadi berantakan.     
                                                               

Biasanya pendapatan sudah kita alokasikan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Berapa budget makan untuk seminggu, goceries untuk sebulan, transportasi untuk seminggu berapa, dan lain sebagainya. Nah, saat semuanya harus dilakukan di rumah, ada beberapa kemungkinan terjadi. Pertama, mungkin kamu bakal lebih hemat karena pengeluaran untuk transportasi maupun jajan masih bisa ditabung. Kedua, bisa jadi bakal lebih boros karena ngerasa kalau di rumah aja justru yang sering kita lakuin adalah lebih banyak scrolling online shop dan membeli barang yang sebenarnya lagi gak kita buttuhin. Atau juga karena lagi bikin nyobain aneka masakan yang justru berimpas pada over budget.

5. Perubahan suasana hati.     
                                                                                              

Karena penularan virus yang begitu cepat dan bahkan belum ditemukan obatnya, bisa jadi kita bakal ngerasain streess, cemas, psikosomatis, yang justru bikin imun tubuh kita jadi nge drop. So, memfilter informasi atau avoid sejenak dari pemberitaan bisa bikin kita jadi lebih tenang dan ketakutan berlebih terhadap pandemi ini. 

Nah, udah saatnya setiap keluarga sudah saling memahami ya perubahan yang bakal terjadi. Dengan mengetahui perubahan ini, keluarga bisa semakin membangun solidaritas agar mampu bersama-sama memerangi virus Corona ini. 

#BPNRamadhan2020
#BloggerPerempuanNetwork
#BPNRamadanChallengeDAY2

Monday 20 April 2020

KETIKA ANAK BERTANYA: MA COVID 19 ITU APA?

Beberapa orang tua masih berpikir kalau anak pra sekolah bakal gak ngerti untuk diberikan pamahaman yang sejujurnya kenapa mereka harus gak ke sekolah dalam waktu lama. 



"Ma kenapa sekolah lama sekali liburnya. Kenapa kok kita gak boleh ke mall lagi. Mbak kangen pengen main sama temen-temen."

Nyes banget rasanya. Anakku yang saat ini usianya 3.5 tahun bahkan sempat merengek bersikeras kepengen jalan-jalan sore keliling komplek seperti yang biasa kami lakukan setiap hari. Yang perlu mama pikirkan saat ini adalah bagaimana cara jelasin tentang virus corona biar anak usia 3,5 tahun mulai faham sedikit demi sedikit tentang pandemi ini.

Sama halnya dengan grup WA wali murid di sekolah anakku yang banyak menceritakan kalau anak-anaknya masih penasaran kenapa kok gak sekolah sih, kalau libur kenapa gak ada bagi raport. Apesnya ortu enggan menjelaskan karena menganggap toh juga gak bakal ngerti kalau dijelasin. Ada juga yang mencoba mengarang dengan cerita lain supaya anak percaya kenapa kita gak boleh keluar rumah dulu,

Mungkin ortu enggan menjelaskan karena berusaha melindungi anak dari rasa ketakutan dr pandemi ini. 
Bisa juga karena ortu menganggap toh anak dijelasin juga gak bakal ngerti juga gitu kan, Padahal hasil penelitian menunjukan bahwa  anak usia 2 tahun sudah bisa menyadari perubahan sekitar. Pun juga karena anak mulai memahami perubahan emosi marah, sedih, gembira, takut, yang anak-anak alami selama ini, 


Jadi sebaiknya informasi tetap diberikan dan disesuaikan dengan usia & tingkat pemahaman anak.

Komunikasi yang efektif ini lah yang memiliki manfaat besar bagi kesejahteraan si anak. Terus gimana donk membangun komunikasi yang efektif ke anak tentang pandemi ini?

1. Sampaikan pandemi covid 19 ini melalui permainan seru yang bisa diikuti berdasarkan perkembangan usianya,

Anak usia 2 tahun bisa diajak bermain permainan eksperimen sederhana dengan mencelupkan tangannya ke dalam air yang sudah ditaburi dengan lada. 

"Wah kumannya menempel di tangan adek. Ayo kita bersihkan pakai sabun ya"

Kemudian pindahkan tangan anak ke air sabun lalu dicelupkan lagi ke air yang ditaburi lada, seketika ladanya akan menjauh dari tangan anak.

"Hore kumannya takutt..."

Atau bisa juga dengan membuat bercak lukisan sederhana lalu diberi gambaran kalau itu adalah virus . Banyak banget kok bun cara yang menyenangkan agar kita bisa mengkomunikasikan hal ini ke anak.


Anak usia 4 dan 7 tahun pun sudah bisa diajak diskusi tentang disease covid secara spesifik dan sanctified. Sejenis apakah virus ini, bagaimana proses pengebarannya ke tubuh, dan lain sebagainya. Tentunya juga bisa menggunakan eksperimen sederhana untuk menjelaskan seputar virus dan jenisnya,



2. Saling menceritakan apa yang orang tua rasakan selama pandemi.


Dalam komunikasi yang efektif ortu juga perlu terlibat secara emosional seperti turut menceritakan gimana perasaan mama dan papa saat wabah seperti ini. Marah kah sedih kah, sehingga anak juga memahami kondisi yang dialami.


Ortu juga perlu memberikan pemahaman akan ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi saat pandemi dan meyakinkan anak2 maupun remaja agar bagaimana mereka juga bisa melewatinya bersama-sama.

Saya pribadi yang saya  lakukan untuk memberi pemahaman ke anak adalah mengajaknya mengetahui virus melalui permainan seru seperti membuat gambar/cerita ttg covid 19, membuat ramuan untuk menjaga kesehatan bersama anak, berolahraga bersama sambil bernyanyi gubahan sendiri:

" Ayo pergi jauh virus, tubuhku sudah sehat sudah bugar makan yang sehat olahraga juga "

Jadi anak tau kalau harus sehat biar virusnya gak jahat sama kita. Jangan lupa setiap solat ajak anak-anak berdoa supaya masa pandemi ini segera berahir ya moms :)

#BPNRamadan2020
#BPNRamadanChallengeDAY1