Saturday 20 July 2019

ANAK BAHAGIA ITU ADA RUMUSNYA


Membahas tentang bahagia, semuanya mau donk punya anak yang selalu happy setiap saat. Tapi gimana rasanya saat menghadapi realita ketika lihat si anak sukanya rewel, makannya susah, emak bapaknya otomatis ikutan susah. Aduh aduh..asal jangan saingan rewel aja ya ortu sama anak. :D

Nah, kemarin aku happy banget karena para bloggers dan jurnalis di kota Palembang diundangkan untuk hadir dalam Talkshow “Grow Happy Parenting: Happy from the Inside Out” yang diadakan oleh Lactogrow.  Pada awal pembukaan, mba Lezzy sebagai psikolog anak melontarkan pertanyaan yang bikin audien pada kebingungan.

“Bapak ibu pengen anaknya sukses atau bahagia hayo?”
“Dua-duanya” jawab kami serempak
“Gak boleh rakus harus pilih salah satu”

Elizabeth Santosa, M.Psi.,Psi,SFP,ACC, Psikolog (psikolog anak)

Waduh ya maunya semua ortu anaknya jadi bahagia dan sukses donk ya. Namun setelah dicermati anak bahagia itu akan tumbuh menjadi seorang yang memiliki kepribadian baik yang menunjang mereka untuk meraih prestasi dan kesuksesan di masa yang akan datang. So, pilih anak bahagia donk daripada anak sukses. Anak bahagia sudah pasti sukses namun anak sukses belum tentu dia bahagia.
Baik, yuk kita bahas lebih mendalam seberapa pentingnya kebahagiaan anak untuk kesuksesan mereka di masa yang akan datang.

Banyak pakar yang mengatakan bahwa anak bahagia sejak bayi akan memiliki hippocampus di bagian otak yang fungsinya untuk menyerap memori lebih baik daripada anak yang sejak bayi sering rewel.

Waduh terus gimana nih kalau dari bayi udah rewelan? Oleh sebab itu setiap orang tua harus memahami akan pentingnya 1000 hari pertama dimulai dari masa kehamilan sampai 2 tahun. Pada 1000 hari pertama otak bayi sedang berkembang paling cepat dan ini menjadi momen penting untuk bisa mendeteksi apakah anak tumbuh dan berkembang dengan baik atau tidak.

Lalu bagaimana caranya memastikan anak dapat tumbuh dengan baik di 1000 hari pertama?

Pastikan anak memiliki sistem pencernaan yang baik. Sistem pencernaan yang baik akan mendukung anak untuk mendapatkan asupin nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Asupan nutrisi ya didapat dari makanan yang anak konsumsi. Kalau anak terpenuhi nutrisinya dengan baik maka anak jadi gak rewelan dan mampu bereksplorasi dengan baik.

Namun masalahnya, usus anak itu masih belum matang dan belum rapat. Akibatnya kalau ada kuman atau bakteri di sekitar kita maka bakteri mudah masuk ke dalam tubuh si anak . Sementera anak masih memiliki kekebalan tubuh yang  belum optimal. Akibatnya anak akan rentan terkena infeksi. Jika dibiarkan berkepanjangan, maka anak akan hilang kesempatan emas untuk tumbuh optimal.

Tapi, apakah semua bakteri yang masuk ke dalam tubuh itu merugikan bagi tubuh?

Tentu tidak. Justru ada bakteri yang bermanfaat baik bagi tubuh, salah satunya adalah Probiotik. Probiotik adalah microorganism hidup yang baik di dalam usus apabila dikonsumsi dalam jumlah yang memadai.  Bakteri yang baik ini berguna untuk menjaga kekebalan tubuh karena dapat melapisi usus agar bakteri jahat gak menempel di bagian usus. Di sisi lain, probiotik juga melindungi usus dari microba dari bahaya kuman lain yang menimbulkan penyakit.

Dari mana sajakah kita dapatkan probiotik yang kaya akan manfaat itu?

Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjelaskan ada beberapa makanan dan minuman yang mengandung probiotik contohnya adalah susu, yogurt, tempe,kimchi, kefir, kombucha, dan lain sebagainya. Jadi probiotik bisa kita dapatkan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Tentunya dengan jumlah yang cukup dan gak berlebihan ya moms.

Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) (Dokter spesialis anak)


Salah satu jenis prebiotic yang sering diteliti dan memiliki manfaat yang baik adalah Lactobacillus. Bakteri ini dipercaya membantu memperbaiki sistem saluran pencernaan dan dapat menghentikan pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam saluran cerna.

Bagaimana hubungannya probiotik dapat mempengaruhi fungsi kognitif anak?

Kesehatan usus yang baik membuat pembentukan saraf otak akan menjadi jadi lebih baik. Anak yang punya keseimbangan saluran cerna baik maka suasana hatinya lebih baik secara keseluruhan. Nah suasana atau perasaan hati anak yang bahagia ini tentunya dapat menunjang prestasi anak yang lebih baik karena anak terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
  
Selain asupan makanan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan anak yang bahagia. Salah satunya adalah pola asuh orang tua yang bahagia.

Banyak orang tua yang tidak bahagia yang korbannya berimbas pada anak gak bahagia. Banyak orang dewasa yang tidak bahagia karena masa kecilnya juga tidak bahagia. Artinya kebahagiaan di masa kecil sangat menentukan bagaimana kehidupan anak saat dewasa. Anak yang bahagia akan memandang masa depannya penuh dengan kebahagiaan.



Bagaimana sih memastikan jika anak kita memang bahagia?

Anak senyum tertawa sepanjang hari apa bisa dibilang dia memang bahagia? Apakah anak dikasih mainan banyak sama orang tua akan mengindikasikan kalau mereka akan bahagia? Tidak. Justru kebahagiaan anak adalah masa dimana mereka selalu dekat dengan orang tuanya. Kebahagiaan anak dapat dilihat dari bagaimana orang tua terlibat aktif dalam aktivitas bersama anak. Membuat memori bahagia bersama anak adalah momen yang sangat penting dibandingkan memberikan banyak fasilitas ke anak yang justru malah membuat jarak orang tua ke anak semakin jauh. Memberikan handphone keluaran terbaru misalnya. Anak bukannya lebih dekat dengan orang tua tapi instensitas berkomunikasi kepada anak menjadi semakin berkurang kan.

Cara Anak Tumbuh Bahagia

Mba Lezzy membagikan beberapa tips agar anak tumbuh bahagia secara optimal yaitu:
  • Berikan asupan makanan yang bergizi
  •  Berikan waktu bermain dan bereksplorasi
  • Ajarkan anak ekspersi emosi positif
  • Cukupi waktu tidur
  • Berikan cinta tanpa syarat
  • Selalu antusias saat anak bercerita (active listening)

Btw kita sering banget kan ya mengalami saat anak ditanya bagaimana kabarnya jawabnya singkat-singkat aja.

“Nak tadi gimana di sekolah?”
“Baik”

Krik..krik..udah gitu aja. Hahaha kesel juga ya padahal harapan kita jawabnya panjaaang kayak kereta. Mungkin ada satu hal nih yang luput pada diri kita sebagai ortu yaitu anak gak biasa diajarin mengekspresikan emosi positif dalam keseharian. La caranya gimana? Ya dimulai dari orang tuanya dulu donk.

“Kak tau gak tadi mama happy banget ketemu temen mama bisa silaturahmi. Happy banget liat kakak makannya habis blablabla”

Biasakan cerita hal positif yang kita alami ke anak maka anak juga membiasakan diri untuk mengungkapkan apa yang mereka syukuri terhadap dunia. Energi positif akan terkumpul sehingga menjadikan mereka menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan sejahtera.

Nah, sekarang kita udah faham kan bagaimana rumus jadi anak bahagia. Semua perlu diupayakan khususnya bagi para orang tua guna mencetak anak-anak yang bahagia. Yuk ayah bunda, kita damping anak-anak kita dan isi kegiatan bersama anak agar menciptakan memori-memori kebahagiaan dalam hidupnya. Grow happy dear J