Friday 15 November 2019

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MELATIH ANAK MEMBACA

CALISTUNG. Baca-tulis-hitung. 3 hal yang sampai saat ini selalu diperdebatkan oleh para instansi pendidikan dan juga orang tua. Mengajarkan anak calistung terlalu dini diprotes, tidak mengajarkan calistung di sekolah diprotes juga.

anak belajar membaca
Archy serius baca buku saat ikut mama mengajar di kampus

Sampai-sampai sekolah Taman Kanak-kanak selalu dijadikan “gawang” bagi orang tua agar si anak harus segera bisa CALISTUNG sebelum masuk SD. Alasannya di beberapa SD calistung menjadi persyaratan utama agar anak bisa masuk sekolah.

Padahal aturan pemerintah jelas menyebutkan jika calistung tidak wajib menjadi persyaratan anak bisa masuk SD. Beberapa TK ada yang berupaya untuk tidak memforsir siswanya belajar calistung. Tapi orang tualah yang meminta diajarkan calistung. Sekolah ikut pusing, orang tua pun semakin pusing.

Baiklah, terlepas dari kontroversi calistung ini, ada baiknya kita bahas satu persatu kapan anak siap belajar 3 hal tersebut dan keterampilan apa yang diperlukan anak untuk belajar baca, tulis, dan hitung. Dan pada artikel kali ini, saya akan terlebih dahulu membahas tentang belajar Membaca.

Membaca memang keterampilan dasar yang diperlukan anak untuk memahami tulisan dan sebagai jendela dunia untuk mengetahui segala sesuatu, baik itu tulisan dari buku, internet, jurnal, dan lain sebagainya. Jadi kalau anak sudah bisa membaca, maka seharusnya ia sudah  bisa mengucapkan kata dengan baik dan dapat memahami suatu konsep.
keterampilan membaca anak



Kok bisa sih? karena keterampilan tersebut sangat dibutuhkan ketika anak bisa belajar membaca. Terus keterampilan apa lagi nih yang dibutuhkan agar anak bisa belajar membaca? Let's check it out!

Kebutuhan Keterampilan dalam Membaca
keterampilan membaca pada anak


Saat anak belajar membaca, pastikan orang tua sudah memberikan kebutuhan keterampilan yang menunjang anak belajar membaca dengan baik.Beberapa keterampilan yang dibutuhkan antara lain:

1. Keterampilan berbicara


Saat anak belajar membaca, anak akan belajar melafalkan huruf dan kosa kata yang diajarkan oleh guru maupun orang tua. Semakin naik ke tahap selanjutnya, anak akan belajar melafalkan kosa kata dan kalimat. Jadi keterampilan berbicara pada anak juga harus diperhatikan agar si anak bisa melafalkan bacaan dengan baik dan benar.

2. Kemampuan persepsi auditif dan visual

Kalau membahas tentang auditif dan visual, maka hal tersebut berkaitan dengan pendengaran dan penglihatan. Kemampuan visual akan menunjang anak agar bisa fokus pada apa yang dibaca. Jadi gak hanya kesehatan mata saja yang menunjang visual anak dengan baik, tapi juga postur tubuh yang baik juga diperlukan si anak agar penglihatannya bisa fokus pada apa yang dibaca.

3. Kemampuan memahami konsep

Pastikan anak sudah mampu memahami konsep sehingga ia bisa mengkategorikan sesuatu.Misalnya konsep kendaraan itu ada mobil, motor, kereta api. Buah itu ada apel, pisang, nanas, pepaya. Saat anak paham tentang konsep benda, maka kemampuan matematika dan bahasanya pun juga terasah. Jadi pastikan moms optimal berkomunikasi dengan anak ya supaya pemahaman konsepnya semakin baik.

4. Kemampuan mengenali artikulasi pengucapan kata.

Terkadang orang dewasa suka gemes ya lihat anak lagi belajar berbicara yang terkadang pelafalan masih suka nabrak sana sini. Padahal kalau anak salah melafalkan, baiknya harus segera kita islah bukannya ditertawakan bahkan diikuti biar terkesan lucu. Kalau anak tidak pernah diperbaiki saat bicaranya salah, maka anak akan mengulanginya terus-menerus. So, harus rajin-rajin koreksi kalau anak salah saat melafalkan kata ya moms.

5. Kemampuan mengingat

Kemampuan mengingat pada dasarnya juga berkaitan dengan kemampuan audio-visual anak. Kalau audio-visual anak bagus, maka ia juga bisa fokus pada hal yang ia amati.

6. Kemampuan memfokuskan perhatian

Saat anak bisa fokus untuk tenang dalam waktu 30 menit, maka anak akan lebih mudah memperhatikan apa yang diajarkan. Kemampuan memfokuskan sesuatu juga sangat berkaitan dengan kemampuan kreativitas.

Jadi, ada 6 kebutuhan keterampilan yang harus moms perhatikan pada anak ya saat mengajarkan anak membaca. Tapi sebenarnya moms bisa ajarkan anak tahap pra membaca membaca sejak usia dini loh, bahkan sejak usia 0 tahun.

Tahap Pra Membaca
Tahap ini moms bukan cuman sekedar berharap anak bisa membaca, tapi juga menyukai dan mencintai membaca. Seringkali kita banyak temukan kursus membaca anak yang dipenuhi dengan berbagai macam worksheet. Efeknya membaca menjadi momok yang membosankan pada anak dan anak jadi malas membaca. Namun jika kita membiasakan melakukan aktivitas pra membaca sedini mungkin, anak akan familiar dengan buku dan menjadikan membaca menjadi rutinitas sehari-hari.

Btw, tahap pra membaca ini pertama kali saya ketahui dari baca artikelnya mbak Julia Sarah Rangkuti seorang praktisi pendidikan dan juga montessori. Jadi saya akan reshare apa yang saya baca dari artikel tersebut ya.

Menurut Cochrane Efal, ada beberapa tahap perkembangan membaca pada anak:

1. Tahap Fantasi
tahap dimana anak belajar menggunakan buku, seperti membolak-balik halaman, memegang, dan membuka buku

2. Tahap Pembentukan Konsep diri
pada tahap ini anak mulai mengenal buku untuk pretending play, seperti pura-pura membaca, membahasakan gambar yang ada di dalam buku dengan versinya sendiri.

3. Tahap Membaca Gambar
Anak sudah mulai memahami tulisan pada gambar dan sudah mulai mengenal abjad

4. Tahap Pengenalan Bacaan
Anak sudah mulai tertarik dengan tulisan bacaan, mulai mengingat tulisan pada konteks tertentu lalu mengaitkannya dengan apa yang ia amati di lingkungannya yang memiliki tulisan serupa.

5. Tahap Membaca Lancar
Tahap dimana anak sudah mulai bisa mengenal abjad dan dapat membaca kosa kata dengan lancar.
So, lebih enak mana nih moms, mengajarkan anak membaca secara instan dengan diberikan worksheet terus menerus, atau menikmati proses yang ada untuk mencintai anak membaca buku sedini mungkin? I choose second choice. Gak hanya anak menikmati belajar membaca, tapi juga membangun bonding anak dan orang tua melalui bercerita.

Saya ada sedikit cerita tentang Archy anak pertama saya yang saat ini berusia 3 tahun 2 bulan. Waktu kita liburan ke Singapore, kita berjalan kaki bersama menuju ke stasiun MRT terdekat. Saat di perjalanan, kami melewati rumah sakit yang bertuliskan Hospital. Tiba-tiba Archy nyeletuk ke papanya, “Papa, itu rumah sakit ada pak dokter.” Sontak suami saya kaget. Kebetulan kami memang berproses mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Namun kami memiliki buku anak-anak berbahasa bilingual. Salah satunya ada yang bercerita tentang rumah sakit. Rupanya Archy ingat jika hospital yang tertulis di buku itu serupa dengan tulisan yang ada di gedung yang dia lewati.


anak usia 3 tahun yang mulai banyak kosakata, banyak bertanya, dan semakin banyak mengeksplorasi hal sekitar

Selain itu setiap kali menemukan benda yang berbentuk seperti huruf, ia langsung menyebutkan abjad yang sesuai dengan bentuk benda yang dia temukan. Misal waktu main ayunan kemarin kebetulan tiangnya berbentuk huruf A. Sontak dia bilang ke saya kalau itu huruf A.

Kebetulan selain rutin membacakan buku ke anak-anak sebelum tidur, saya juga sering memberikan tontonan video tentang lagu anak yang mengenalkan tentang fonik. Fonik adalah cara untuk melafalkan bunyi dari huruf yang sesuai dengan fonetiknya. Moms bisa cari di youtube lagu fonik anak-anak. Saya juga akan share video lagu fonik yang biasa saya tonton bersama Archy dan Aisyah.

Nah, ternyata mudah kan mengajarkan membaca ke anak? Mari mulai mempersiapkan keterampilan yang dibutuhkan anak sebelum diajarkan membaca supaya anak gak hanya bisa baca tapi juga mencintai membaca ya moms :)

0 comments:

Post a Comment

Yakin gak mau BW? Aku suka BW balik loh