Friday 17 May 2019

Serunya Traveling Bareng Bayi

Sejak Archy dalam kandungan, saya sudah berangan-angan bisa melampiaskan hobi saya berkelana dengan didampingi oleh keluarga kecil saya. Saya ingin mengunjungi saudara, teman baik di penjuru nusantara maupun dunia dengan disaksikan oleh anak saya.



Dengan cara tersebutlah saya dapat menanamkan value yang secara nyata dapat dirasakanya di setiap menjelajahi belahan bumi ini. Seperti memahami keberagaman budaya, agama, adat istiadat, mengamati infrastruktur di berbagai daerah, memahami kondisi alam yang beranekaragam, dan lain sebagainya.

Saya rasa jalan-jalan itu akan menjadi milestone di setiap fase pertumbuhan anak. Contohnya;
Saat melewati fase sensorimotor, kita bisa ajak anak berjalan-jalan ke pantai sambil merasakan sentuhan pasir, berjalan-jalan di taman kota sambil mengenalkan sentuhan rerumputan, atau berjalan-jalan di taman air sambil merasakan gemercik air sungai yang jernih.

Ketika anak pada fase praoperasional, kita ajak anak berjalan-jalan di kawasan bandara. Mengajak anak untuk mengamati bagaimana pesawat lepas landas merupakan pelajaran berharga bagi anak. Anak tampak melihat pesawat terlihat kecil di udara, namun ketika pesawat mendarat pesawat nampak besar dan mungkin lebih besar dari yang mereka bayangkan.

Memasuki fase operasional konkrit, anak sudah mulai banyak berpikir logis dan sistematis terhadap hal-hal yang mereka amati. Kita bisa mengajak anak berjalan-jalan ke pasar, kita ajak mereka bagaimana mengoperasikan timbangan, mengenal satuan berat, macam-macam sayur, buah, ikan, dan menjelaskan manfaatnya woww menyenangkan bukan?

Jadi, amat sangat disayangkan jika kita mengajak anak-anak keluar tanpa menanamkan pengalaman dan pelajaran kehidupan di dalamnya. Traveling cuman sekedar eksis foto-foto doank? Wah jangan salah, saya juga paling demen sama yang namanya narsis di depan kamera, hehee. Gak masalah mengekspresikan diri, namun sebagai ibu yang cerdas kita jangan sampai lupa untuk menanamkan pesan bermakna yang mereka dapatkan selama perjalanan.

Okay, saya ingin sedikit cerita pengalaman saya pertama kali membawa Archy traveling dan tips traveling yang perlu dipersiapkan saat membawa bayi saat perjalanan darat, laut, maupun udara.

Perjalanan Darat

Pertama kali saya mengajak Archy keluar kota adalah ketika dia menginjak usia 1 bulan. Yah, paling deket rumah sini lah. Tepatnya kita ajak Archy ke Tawangmangu, Karanganyar. Tawangmangu merupakan daerah dataran tinggi di Solo yang mempunyai berbagai macam destinasi wisata alam. Karena saat itu dadakan, saya memilih untuk Jawadwipa Resort dengan pertimbangan lokasi terdekat dan cuaca saat itu sedang hujan. 

So far, Archy tidak rewel dan baik-baik saja selama perjalanan. Namun permasalahanya adalah sepulang dari sana Archy langsung kena batuk pilek. Mungkin karena udara di twangmangu yang dingin dan saya hanya memakaikan selimut yang tidak begitu tebal untuk Archy. Ini jadi pelajaran bagi saya untuk bisa lebih well prepare lagi kalo mau bawa bayi jalan-jalan. Apalagi saat itu saya belum ada stroller dan saya belum lihai menggunakan gendongan.

So, dengan mengambil pelajaran dari pengalaman saya tadi, beberapa tips saat membawa bayi 0-6 bulan ke daerah dengan cuaca dingin seperti pegunungan adalah:

1. Siapkan tempat tidur yang aman dan nyaman untuk bayi. Kita bisa mempersiapkan stroller yang nyaman, baju hangat agar bayi tidak terganggu jam tidurnya. Mau bagaimanapun, ketika kita mengajak bayi keluar, kita tetap tidak boleh menyita waktu tidurnya karena kualitas tidur bayi itu sangat menentukan kenyamanan dan kesehatan bayi.

2. Selalu siap kotak P3K seperti minyak telon, essensial oil, obat-obatan yang membantu mama untuk melakukan pertolongan pertama pada bayi.

3. Siapkan cemilan sehat dan air putih yang banyak selama perjalanan. Kualitas ASI ibu harus tetap diperhatikan mengingat asupan utama bayi 0-6 bulan adalah ASI. Jadi jangan sampai ibu kelaparan dan kehausan karena kerepotan mengurus bayi ya moms.

4. Membawa perlengkapan bayi seperti baju ganti, diapers, tisyu, dll. Kenapa point ini saya jadikan point keempat? Karena asumsi saya semua ibu tahu ini adalah kewajiban penting yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap mengajak bayi keluar, pasti setiap ibu selalu didampingi oleh tas yang berisikan perlengakapan bayi. betul kan? J

Perjalanan Udara

Baik, kita lanjutkan ke pengalaman traveling Archy berikutnya. Menginjak 4 bulan, Archy saya ajak ke kota dimana kami sebenarnya tinggal. Kota dimana rumah kami berada, keluarga papa Archy berasal dan papa Archy bekerja. Palembang, Sumatera Selatan. Horeeee, it will be Archy first flight experience.

Pada saat itu, papa Archy menjemput kami ke Boyolali supaya bisa menemani kami selama perjalanan ke Palembang. Awalnya saya menolak dijemput suami karena saya percaya jika dalam perjalanan nanti saya bisa handle sendiri tanpa bantuan siapapun. Eh, pada kenyataanya super ribet dari yang saya bayangkan. Saya tidak habis pikir bagaimana jika nanti saya pergi sendiri dengan Archy tanpa didampingi suami. Sebetulnya keribetan itu muncul karena beberapa hal:

Pertama. Saya memilih pesawat dari Bandara Solo dimana setiap maskapai yang terbang dari Solo ke Palembang harus transit terlebih dahulu di Jakarta. Sudah kebayang kan bagaimana membosankanya jika transit di Jakarta? Alhasil selama transit Archy rewel tidak bisa tidur meskipun setelah itu dia tidur juga karena kecapean.

Kedua. Ini pengalaman pertama saya punya anak. Saya biasa didampingi ibu selama merawat Archy. Jadi meskipun saya mencoba memindset diri untuk tidak panik dalam segala macam situasi, eh kok tetap ajak sugestinya ilang. Tetap saya jadi mamak yang super duper panik. Sebenarnya kalo kita hadapi dengan super duper santai otomatis kita tidak akan merasa segala hal yang terjadi pada bayi itu sebagai hal yang perlu kita masalahkan. Enjoy saya intinya hehee...saat itu saya masih belum enjoy. Maafkan mama ya nak :D

Jadi mengambil dari kejadian yang saya alami, beberapa tips traveling by plane with infant 0-6 bulan adalah;

1. Usahakan cari pesawat yang direct flight, ya kalo ada yang direct kenapa harus pilih yang transit gitu. Kalopun memang adanya yang transit, sebagai ibu kita harus lebih well prepared. Demi apa? demi menjaga mood anak dan kualitas tidur anak. 

Lagi-lagi kualitas tidur ya. Ya memang. Durasi tidur bayi kurang lebih 16-20 jam setiap harinya dan ini sangat baik untuk perkembangan otak anak. Jika bayi memiliki waktu tidur yang sangat sedikit, hal ini dapat berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif, memungkinkan munculnya hyperactivity-impulsivity (ADHD), dan kerusakan perkembangan neurologi pada otak (dilansir dari www.littlebeetkids.com).

2. Selama penerbangan, siapkan ear muff atau penutup telinga (bisa dengan kapas) supaya bayi tidak mengalami gangguan pada telinga selama penerbangan. Gangguan telinga pada bayi akan menyebabkan bayi menjadi rewel dan susah tidur.

3. Seringlah menyusui selama penerbangan. Hal tersebut menjadi hal yang efektif untuk menghindari munculnya gangguan telinga pada bayi.

Perjalanan Laut

Kami sekeluarga merasakan perjalanan laut tepatnya saat mudik pertama kali ke Sumbawa, NTB tahun 2018 silam. Waktu itu usia Archy 1 tahun 10 bulan, dan Aisyah masih di perut mama dengan usia 5-6 bulan. Kami bawa kendaraan pribadi dari Solo bareng-bareng sama keluarga besar. Jadi selama perjalanan kami menyeberangi 3 laut yaitu laut Bali, Lombok, dan Sumbawa.

Dulu waktu saya masih kecil, kapal-kapal belum menyediakan ruang bermain buat anak-anak. Mungkin sampai tahun 2011 lebaran terahir masih belum ada fasilitas bermain anak. Tapi kalo sekarang, waaw jangan tanya fasilitasnya lengkap banget! Mulai dari wahana jungkat jungkit, mandi bola, dll. Anak-anak happy donk ya gak kerasa kalau perjalanannya lama. Apalagi kalo nyeberang Bali-Lombok lumayan menghabiskan waktu 3 jam normalnya (tapi seringnya ngaret bisa sampe 5 jam).

Btw, kalau mau nyeberang umum, kita gak bisa nentuin kapal mana yang bakal kita pilih. Otomatis nyari yang udah ready berangkat. Nah, kadang untung-untungan juga dapet kapal yang bagus atau enggak. Kalau perjalananya cuman bentaran sih kayak Jawa-Bali gak usah nyari tempat duduk aja gak masalah. Tapi kalo perjalanan Bali-Lombok, kalian harus berdoa supaya dapet kapal yang bagus hahaa.

Waktu itu perjalanan Bali-Lombok kami dapat kapal yang kurang memuaskan ditambah cuaca yang buruk di malam hari. Kenetulan juga penumpangnya membludak karena musim lebaran. Akhirnya kita sewa kamar crew kapal yang letaknya di dasar kapal. Fasilitasnya ada alat pendingin, kamar mandi yang luas, dan kamar berukuran 2 x 3 meter. Di kamar terdapat dipan tingkat 2 buah dan meja.

Nah, berhubung cuacanya lagi buruk, mau tidur aja rasanya mau muntah. Kerasa banget berada di lantai paling dasar kita yang paling ngerasain kapal terombang-ambing. Jadi mending kalau yang mabukan mending ke atas aja karena menghirup udara laut bisa mengurangi rasa mual kamu selama di kapal.

Terus anak-anak gimana nih kalau posisi lagi di perjalanan laut?

1. Kalau cucacanya baik, ajak anak-anak bermain di wahana bermain yang disediakan oleh kapal. Tapi kalau gak ada atau cuacanya lagi buruk, segera turun dari mobil kamu kalau sudah berada di kapal. Kemudian cari tempat tidur yang disedikan kapal. Cepet-cepetan sih biasanya. Makanya harus ekstra jeli lihat tempat yang kosong ya :)

2. Bawa cemilan dan minuman serta perlengkapan bayi di satu tas ransel khusus buat yang udah mulai MPASI. Btw kadang balada anak kalau lama di jalan dia gak mau makan apapun terutama nasi. Jadi jangan dipaksain kalo dia gak mau makan nasi. Yang penting ada makanan dan minuman yang masuk biar anak gak dehidrasi dan sakit ya.

3. Untuk berpergian di waktu yang bertepatan dengan liburan, cepat-cepatlah cari tempat yang nyaman untuk bayi. Kadang meski kita mau pay untuk ruang VIP, tetap aja gak kebagian karena banyaknya penumpang.

Baik perjalanan darat maupun laut yang membutuhkan waktu yang lama, sebaiknya kamu harus mempersiapakan tempat supaya baby bisa tidur dalam keadaan terlentang, bukan dalam keadaan digendong. Kalau kebanyakan digendong atau dipangku selama di kendaraan, otomatis badan baby bakal lebih mudah lelah dari biasanya. Itu nasehat abahku yang punya pengalaman bepuluh-puluh tahun traveling kemana-mana.

Gimana, udah gak panik lagi kan kalau kepikiran mau ngajak si baby traveling berhari-hari? Btw waktu mudik ke sumbawa kemarin kita menghabiskan waktu 4 hari buat sampe ke Sumbawa. Woww..lama bener. Iya karena kita transit tiap pulau sekalian mengunjungi wisata yang ada disana. So far Archy happy dan Aisyah yang masih dalam perut gak bermasalah alhamdulillah.

Yuk moms segera agendakan melancong bareng anak-anak!


0 comments:

Post a Comment

Yakin gak mau BW? Aku suka BW balik loh