“Labaikallah humma labaik..labaikalaa syariikala kalabbaik....”
Bacaan talbiah berkumandang khusyu`
menggema di setiap sudut ruangan masjidil haram diiringi para jemaah haji yang melantunkan untaian doa
saat mengelilingi ka`bah. Suasana tersebut tak terlepas dari ritual ibadah haji
yang dilaksanakan setiap tahunya di tanah suci Makkah.
Pada tanggal 22 September 2015, Sekolah Islam Al-Azhar Palembang
mengadakan pelatihan manasik haji mulai dari level TK hingga SMP. Hal ini
bertujuan agar murid dapat mempelajari pelaksanaan ibadah haji dari awal hingga
akhir. Selain itu, murid dapat belajar hikmah kebersamaan, pengorbanan, dan
keikhlasan dalam berbibadah.
Keagungan Allah SWT yang ditunjukan melalui ibadah haji dapat
mengingatkan kita betapa banyak pesan moral yang disampaikan melalui ibadah
tersebut. Pesan moral tersebut sekiranya dapat mengantarkan kita untuk memaknai
arti hidup dan bagaimana bersikap yang disyariatkan Allah SWT. Oleh karena itu,
betapa pentingnya pelatihan Manasik Haji untuk dapat disampaikan dan menjadi
suatu kegiatan di suatu sekolah. Manasik Haji dapat dijadikan sebagai pendidikan
akhlak dimana peserta didik dapat memahami esensi dari Ibadah haji bukan hanya
sekedar pelaksanaanya saja.
Haji merupakan ibadah dimana setiap muslim di seluruh belahan dunia
berbondong-bondong mengunjungi kota nan suci guna menyempurnakan rukun Islam
yang ke lima. Namun, lebih dari itu ibadah haji banyak memberikan pesan moral
bagi seluruh umat manusia akan kekuasaan Allah yang tiada tandingnya. Ibadah
haji memberikan esensi bahwa disetiap ritual dalam pelaksanaan haji Allah
menunjukan kekuasaanya agar manusia dapat berfikir untuk dapat memaknai
hidupnya lebih berarti.
Ibadah haji menjadi suatu kesaksian perjalanan-perjalanan Nabi
untuk menyerukan ketauhidan dan keimanan Allah SWT. Jejak sejarah kehidupan
Nabi Adam terekam dalam situs manasik haji. Berbicara tentang Nabi Adam tentu
sulit melepaskanya dengan tanah Arafah, sebuah padang luas di mana beliau
bertemu kembali dengan Hawa di sebuah gunung yang kini dinamai Gunung Cinta
(Jabal Rahmah), selepas terpisah karena diusir dari Surga. Kabah merupakan
catatan sejarah perjalanan Nabi-nabi yang telah lalu.
Air zam-zam menjadi
kesaksian perjuangan siti Hajar untuk bertahan hidup bersama buah hatinya
Ismail. Keikhlasanya diuji sebagai seorang istri dari Nabi Ibrahim untuk dapat
menerima kepergian suaminya dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Kisah
perjuangan siti Hajar tersebut diabadikan melalui amalan ibadah haji yang
dinamakan Sa`i, yaitu berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwah. Sebuah catatan
sejarah dimana siti Hajar berjuang mencari setetes air untuk anaknya Ismail
yang sedang menangis kehausan. Selain itu, air zam-zam membuat para ilmuwan
terkagum-kagum akan kandungan dan manfaatnya. Air zam-zam mengandung banyak
kelebihan, yaitu zat flourida yang berfungsi membunuh kuman dan membantu proses
penyembuhan. Molekul airnya membentuk kristal heksagonal nan berkilau, bahkan
sumurnya tidak pernah ditutupi lumut sekalipun, Masaru Emoto (peneliti molekul
air).
Hakikat pengorbanan dari Ibadah Haji ditunjukan melalui kejadian
penyembelihan Ismail yang memberikan sarat hikmah yang dramatis, agar setiap
dari kita senantiasa meresapi makna besar di balik pengorbanan, di balik
kesediaan tulus sebagai seorang hamba kepada Kekasihnya. Terlebih ketaatan
Ismail sebagai seorang anak ditunjukan akan keikhlasanya menjalankan perintah
sang Ayah dan bagaimana semestinya menyikapi ujian yang nyata dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam QS. As-Shaffat: 104-107, “Dan Kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.
Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar”.
Disisi lain, haji adalah perjalanan spiritual dan kejiwaan. Michael
Wolfe, seorang muallaf yang berprofesi sebagai pengarang, penyair, dan produser
asal California AS, menyebut ziarah ke Mekkah seperti pulang ke rumah, tekanan
gravitasi yang tinggi sehingga menjadi imun bagi tubuh. Tempat ibadah yang
memancarkan energi positif, karena setidaknya lima kali sehari menerima
pancaran energi positif dari orang yang salat dan thawaf saat berdoa, kemudian
di pancarkan kembali kepada kita semua (Sarhindi, 2013). Energi yang disalurkan
tersebut sama halnya seperti hukum ketertarikan. Apa yang kita fokuskan akan
menjadi apa yang kita tarik masuk kedalam hidup. Sama halnya ketika kita
menjadi pribadi yang selalu berfikiran positif, maka pancaran energi tersebut
akan kembali ke diri kita sehingga kita lebih menjadi pribadi yang bersyukur
dan berserah diri.
Pelaksanaan ibadah haji menjadikan Makkah menjadi tuan rumah yang
mempersatukan manusia lintas-etnis dan lintas-agama. Setiap muslim melaksanakan
solat di Masjidil Haram dengan gerakan yang berbeda-beda. Ada yang melipat
tanganya erat di depan dada, hanya sekedar melipat ujung tanganya saja, tangan
terlipat di bawah perut, bahkan ada yang solat tanpa melipat tanganya ke depan.
Namun, pernahkah kita mendengar berita tentang adanya pertikaian akibat
perbedaan tersebut di Masjidil Haram? Lalu kenapa di negara kita sendiri
settitik hal yang berbedapun dipermasalahkan bahkan mengarah untuk saling
menghujat? Bahkan banyak yang mengatakanya sebagai suatu Bid`ah? Kita terlalu
disibukan untuk mencari celah saudara kita sesama muslim dan lupa bagaimana
Allah mengajarkan kita tentang cara menyeru ke saudara kita dengan cara yang
baik. Masya Allah, betapa besarnya karunia Allah menunjukan kebesaranya melalui
Ibadah Haji.