TEKNIK LUAR BIASA DAN ANDA HARUS MENCOBA!
Semalam saya baru saja dibuat haru oleh anak-anak komplek
dimana saya tinggal. Ceritanya begini, setiap Senin-Jumat saya dan suami selalu berangkat
kerja dari jam 6 pagi sampai jam 6 petang kami baru tiba di rumah. Padatnya waktu
di luar rumah membuat kami hanya sempat membersihkan pekarangan rumah setiap
Sabtu/Minggu. Tapi, karena rumah kami belum berpagar akhirnya anak-anak
seringkali bermain di pekarangan dan SELALU saja meninggalkan SAMPAH.
Saya pernah menegur
pada beberapa anak yang kebetulan sering belajar di rumah saya,
“Nak kalo maen di
halaman kami jangan buang sampah sembarangan ya, kasih tau sama teman-teman
yang lain”ujarku sambil tersenyum mengingatkan.
“Iya us, nanti saya sampaikan ke teman-teman, tapi biasanya
yang sering mengotori itu si ini si itu us..” dan kesimpulanya adalah tidak ada
anak yang berani mengakui perbuatanya.
Saya mengiyakan saja, dan berharap besok sudah tidak ada
lagi sampah yang bertebaran di sekitar halaman rumah kami. Keesokanya saya cek
lagi halaman rumah, masih TETAP dengan sampah-sampah mentereng asik di
pekarangan rumah. Saya mulai naik pitam
Usai Shalat Maghrib, saya menyiapkan kertas, spidol
warna-warni, kotak susu bekas, dan kertas kado untuk merencanakan aksi terbaru
saya agar mereka jera. Saya buat tulisan besar-besar yang bertuliskan “DILARANG
BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!!!” dengan tanda seru tak terhingga sebagai ancaman
terakhir bagi mereka. Namun, saya mulai berfikir hal itu justru membuat
anak-anak tidak akan pernah singgah di halaman kami lagi. Bukankah saya hanya
ingin mengajarkan mereka akan kesadaran diri dan tanggung jawab?
Lalu akhirnya tulisan tersebut saya ganti dengan tulisan,
“SELAMAT
BERMAIN ANAK-ANAK. JAGA KEBERSIHAN TEMPAT KALIAN BERMAIN YA..BUANGLAH SAMPAH
PADA TEMPATNYA. KALAU TEMPAT BERMAIN KALIAN KOTOR, MAKA RUMPUT-RUMPUT AKAN
MENANGIS ”.
Saya bagi tulisan tersebut dalam 4 potongan kertas besar. Setelah itu saya buat
kado dari kotak susu bekas yang saya isi dengan beberapa permen saya yang saya
belih di warung sebelah. Kado tersebut saya tuliskan,
“AMBIL HADIAH DI DALAM
KOTAK JIKA KALIAN MENJAGA KEBERSIHAN”.
Keesokan harinya saya letakan kertas dan
kado tersebut di sudut halaman rumah. Suami saya hanya cengar-cengir melihat
tingkah konyol saya dan menduga pasti tidak ada perubahan apa-apa dari masalah
ini.
Ketika pulang sore hari, saya dibuat tercengang dengan
keadaan rumah yang sangat berbeda dari sebelumnya. Saya melihat halaman rumah
benar-benar bersih, bahkan rumput-rumput liar disekitarnya sudah ada yang
membersihkan! Tentunya sudah tidak ada lagi satupun sampah yang mejeng disana. Saya
menduga pasti ini perbuatan anak-anak. dan ternyata benar. Di depan rumah saya
sudah terpampang kertas yang bertuliskan,
“USTADZAH KAMI SUDAH MEMBERSIHKAN TEMPAT USTADZAH. KAMI
MENYAPU TERAS DAN MEMBERSIHKAN RUMPUT. DARI SISKA, SELA, WAWA, AIRA, DLL”
Seketika saya speechless karena merasa terharu dengan
perubahan baik dari anak-anak tersebut. Saya buka kotak kado yang saya isikan
permen tadi, ternyata sisanya tinggal 5 biji. ALHAMDULILLAH. Dari kejauhan
mereka melihat kami dari kejauhan. Saya panggil mereka dan saya peluk mereka
satu persatu.
Pesan Moral:
Merubah perilaku anak sama halnya dengan menemukan mutiara
di dalam karang. Mereka memerlukan respon positif dari seorang pendidik, bagi
pendidik di lingkungan terkecilnya (keluarga) maupun lingkungan yang lebih
besar seperti sekolah dll. Mengarahkan mereka tidak perlu dengan meluapkan
emosi negatif dan terus-menerus menyeru dengan perkataan “JANGAN” tanpa adanya
pemahaman mendalam mengapa hal tersebut tidak perlu dilakukan. Anak tak lain
berbeda dengan manusia pada umumnya yang memiliki HATI untuk menelaah keinginan
kita. Sampaikan dengan kalimat positif dan reinforcement yang menyenangkan
seperti memberi reward kepada mereka. Saya rasa anak-anak Indonesia akan
berkembang lebih baik jika kita mendidik mereka dengan kasih sayang. Semoga bermanfaat
J