Tuesday 10 June 2014

PROPOSAL OF LIFE

     




Beberapa hari yang lalu, sepertinya Tuhan berencana menegurku melalui pengalaman baru. Pengalaman dimana aku dipertemukan dengan insan-insan hebat yang memaknai hidup dengan cara yang berbeda. Aku sadari, menjadi seorang The New You menjadikan hati kian berdamai dengan masa lalu, mengevaluasi diri, dan merencanakan hidup dengan prinsip yang sejati. 

Selama beberapa tahun, dimana aku berkelut pada eksplorasi diri, sebenarnya aku menemukan titik keambiguan. Titik ambigu yang semu, disaat aku belum betul-betul memahami makna tujuan hidup. Karena keambiguan itulah yang menjadikan visi misi hidup kian berkelok. Niat A seakan menjadi B, niat B seakan menjadi C. Dan dari situlah, aku mulai mempertanyakan makna aktualisasi diri. 

Hirarki kebutuhan sosial yang aku pahami selama ini, menjadikan aktualisasi diri kian menyempit. Untuk apa kita mengejar harga diri jika hanya ingin mencapai titik aktualisasi diri bukan dihadapan Tuhan. 

Bukankah sekecil apapun titik itu, sudah pasti akan kembali kepada sang pencipta. Aktualisasi diri dimaknai bukan semata atas dasar ingin diakui dihadapan manusia, melainkan sebagai wujud persembahan diri kepada Tuhan yang selalu menyebar kasih sayang kepada hambanya.

Tuhan, alangkah sempitnya pemikiran ini. Dan aku mulai sadar, hati akan kian terpuruk bila aku belum benar-benar mengenali dan memahami diri secara utuh. Maka firman Tuhan tak pernah berdusta, barangsiapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhanya. 

Keberadaan Tuhan sebagai rahmat bagi seluruh umat apabila manusia menunjukan sisi kemanusiaanya, yang terus mengingatkan kita pada dzat yang lebih tinggi diatas segala-galanya. Yang menyadarkan kita, bahwa tidak ada yang paling tinggi kecuali Allah SWT.

Pengakuan diri ini, mengantarkanku pada proses menghubungkan diri sebagai hamba dengan sang pencipta. Memperbarui visi misi, dan menjadikan diri sebagai manusia yang paling tinggi disisinya, menjadi manusia yang bermanfaat bagi seluruh umat. Muhasabah diri inilah  yang menjadikanku untuk mulai berencana, berencana untuk bertindak sebagaimana mestinya dimana kita telah memiliki visi misi yang jelas sebagai tujuan hidup.

Maka di umur 24 tahun ini, dimana Tuhan mempertemukanku dengan persembahanan terbaiknya untuk mendampingi proses hidupku, ijinkan diri ini berkomitmen dari diri, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan mencintai sebagai proses mengenali Tuhanku lebih dekat. 

Kusampaikan proposal of Life ini, berdasarkan inspirasi The New You, yang menjadikanku menjadi seorang pemenang. Pemenang yang mengenal dirinya sendiri dengan tuntas dan dapat mengukur batas kemampuan dirinya, untuk mengembangkan potensi-potensi yang aku miliki.
     Bismillahirahmanirrahim, dengan rahmatmu ya Rabbi, jadikanlah hamba menjadi insan yang dapat mencintaimu seutuhnya, dengan cara mencintai lingkungan terdekatku saat ini. Untuk lebih mencintai pendamping hidupku kelak, ijinkan hamba mendampinginya sepenuh hati, hingga dapat menjadikanya menjadi pemimpin yang hebat bagi keluarganya maupun bangsanya. 

Untuk lebih mencintai orang tua dari pendamping hidupku nanti, ijinkan hamba untuk mencintai mereka selayakanya hamba mencintai orang tuaku sendiri, ijinkan hamba menemani beliau untuk ikut berkarya, mendidik anak-anak yang kelak menjadi agen perubahan bagi bangsanya. Untuk lebih mencintai kakak kebanggaanku berserta keluarganya, ijinkan hamba untuk dapat bersinergi dengan pendamping hidupnya. Ijinkan kami turut dapat berkontribusi untuk mencerdaskan anak bangsa, melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ingin kami dirikan. 

Untuk lebih mencintai kedua orang tua, yang selama ini ikhlas berkorban, ikhlas berjuang, ikhlas membina kami hingga menjadi pribadi yang lebih baik, sungguh ketulusanya tidak bisa ditukar dengan apapun. Tuhan, terus meneruslah kau tebarkan kebahagiaan bagi orang tuaku, terus meneruslah kau tebarkan kasih sayang untuk mereka yang telah bertahun-tahun mendidiku tanpa imbalan apapun. Ijinkan hamba untuk terus membahagiakan mereka, membanggakan mereka, dan mengantarkan mereka pada tempat persinggahanya yang paling tinggi. 

Tuhan, aku mohon engkau terus mengingatkanku, bila aku mulai terlalu mengurusi urusan duniawiku, sehingga aku mulai melalaikan keduanya. Tuhan, tegur aku sesuai ridhamu, bila aku mulai malalikan diri sebagai insan yang harus terus berbakti kepada orang tuaku.

Demikian proposal of Life yang sudah kutulis, semoga hamba selalu memegang teguh komitmen yang telah kupegang teguh. Harapan ridha dan kasih sayangmu semoga terus mengalir dalam kehidupan ini. Amin.