Wednesday 9 April 2014

JODOH ITU IKHLAS


Bernafaslah...raihlah...seraplah...rasakanlah...

Sudah kubilang...dia akan datang disaat waktu yang tepat. saat kamu benar-benar membutuhkanya dan kamu ingin mengabdikan diri kepadanya.  Sungguh, betapa aku mencintai proses, betapa aku menikmatinya.

Jika saat itu aku terus menerus meberontak mungkin kau tak dapat menemukanku saat ini. Hidup itu perjalanan.bernafaslah, nikmatilah, dan rasakan apapun yang terjadi.

Kegagalan itu mendewasakan. Kegagalan itu pelajaran berharga. Jika tidak pernah merasakanya, tidak akan pernah memahami arti ikhtiar. Jika tidak pula menghadapi cobaan, tidak akan pernah pula memahami arti kesabaran. Jangan takut untuk dicaci, jangan takut untuk dimaki. Makian itu pujian, dan cacian itu jalan untuk selalu bersyukur.

Memang kedengaranya begitu kompleks. Justru bukan hidup namanya jika tidak komples. Dulu aku pernah dimaki dulu aku pernah direndahkan. Disaat harta yang ikut berbicara. llmuku seakan  tidak ada apa-apanya.

Dulu aku pernah difitnah. Dulu aku pernah diadu domba. Disaat hawa nafsu yang diandalkan. Kepercayaan diriku mulai menghilang. Hati mulai bergetar hebat. Jika  dulu mata dipaksa untuk tertutup rapat-rapat, mata hati akan terus melekat  pada kenyataan yang semakin terus menerus akan disadarkan.

Jangan menyesal dipertemukan dengan orang yang salah. Dari situlah kamu belajar kesalahan. Jika tidak, bisa saja akan terus dilakukan berulang-ulang. kesalahan itu benturan, karena terkadang jiwa kita begitu manja. Jika tidak dibenturkan, ia akan terus menerus  tenggelam dalam kenikmatan yang menipu.

Suatu hal yang wajar jika saat itu ada rasa sakit hati, ada rasa benci, ada rasa mendendam. Selalu muncul pertanyaan “kenapa harus aku”. Suatu indikasi kecil yang menunjukan ketidak ikhlasan. Ketidak ikhlasan itu adalah kesombongan. Manusia yang sombong adalah manusia yang paling rendah dihadapan tuhanya.

 Semakin lama mulai tersadar bahwa Tuhanku terlalu sangat mencintai. Aku tidak mau jadi orang yang tak tahu diri. Bangkit, bangkit, dan bangkit. Saatnya memperbaiki diri, saatnya mengevaluasi. Aku butuh lingkungan yang membesarkan hatiku. Dimana aku dapat mengembalikan keoptimisanku. Karena hidayah itu bukan untuk ditunggu, tapi untuk dicari. Karena bahagia juga tidak untuk ditunggu,tapi untuk diciptakan. Siapa sangka, setelah itu potensiku semakin melejit. Aku mulai berkarya, dan memandang indah dunia.

Udara bumi kian menyejukan hati, disaat aku belajar berempati. Disaat aku dipertemukan kalangan muda yang memilki semangat juang tinggi, untuk peduli dan berkontribusi bagi bangsanya. Disaat itulah aku mengenal prinsip hidup.

Khairunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.Pupus sudah rasa benci dan dendam yang dulu pernah menggerogoti. Karena rasa itu sudah mulai teralihkan. Aku sudah mulai mengenal hidup. Ya ini hidup. Hidup itu berjuang.

Masih enggan rasanya untuk mencoba membuka hati kembali. Sungguh, karena saat ini aku hanya ingin fokus utuk berkontribusi. Berbagai macam kegiatan kian aku geluti. Begitu nikmat rasanya tertawa lepas,menemukan keceriaan di segala sisi. Dan aku mulai yakin. Alam itu akan senantiasa menyatu dengan jiwa. bersahabatlah dengan mereka. Maka alam akan mampu untuk dikuasai (low of attraction).

Mungkin disaat itu aku mulai membangun aura. Aura dari sesatu yang mutlak. Ya, cantik itu relatif, cerdas itu mutlak. Dikatakan mutlak karena sifatnya objektif. Cerdas dari hati, ilmu dan perilaku. Disaat itulah aku mulai mendeklarasikan diri “ masa muda itu dimanfaatkan untuk mentuntaskan eksplorasi ilmu, gagasan, dan pengalaman. Totalitas, berkontribusi untuk lingkungan terdekat, berprestasi, hingga sampai pada titik dimana kita mengabdikan diri pada yang membimbing .Stay single. yang muda, yang bersinergi.



Ungkapan yang cukup menimbulkan kontrovesri. Karena tidak semua dapat menangkap titiknya, sehingga menjadikan kesalahan persepsi. Dikatakan terlalu mengejar dunia, sehingga aku sengaja melupakan sunnah rasulnya. Dikatakan keras kepala, dikatakan trauma. Sudahlah, dengarkan saja, silahkan kembali berkarya. Hidup dikatakan pilihan karena semua terjadi dari memilih. Memilih untuk maju atau memilih untuk mundur, memilih untuk terpuruk atau memilih untuk bahagia. Simple.

Karena dari proses yang kian dinikmati, kutemukan inspirasi. Bahwa jodoh itu ibarat kaca. Pantulanya adalah refleksi dari pasangan kita. Jika kaca keruh maka refleksinya akan keruh. Jika kaca jernih maka pantulanya juga akan jernih. Jernih tidaknya itu berasal dari perilaku. Perilaku dan kepribadian yang baik akan mengindikasikan jodoh yang baik. Begitu pula sebaliknya.

Perilaku dan kepribadian yang buruk  akan mengindikasikan jodoh yang buruk. Ini adalah bukti kekuasaan Allah melalui ayat- ayat sucinya. At tayyibina litayyibat. Lelaki yang baik akan mendapatan perempuan yang baik pula.sekali laagi. Hukum ketertarikan J


Maka disaat itu sesungguhnya aku sedang ingin memantaskan diri. Pengalaman selama ini cukup untuk dijadikan pelajaran, dan tidak untuk terulang kembali. Terus meneruslah memperbaiki diri. Musuh terbesarnya dalah bosan. Bosan menjadi orang baik. Untuk itu perlu adanya perencanaan, evaluasi diri untuk terus menerus diperbarui. Seperti software yang juga perlu di uprade. Hatipun juga begitu. Tidak juga lupa untuk berikhtiar. Berdoa dengan rasa ikhlas. Bukan hanya untuk mengeluh dan minta segera dikabulkan doanya.

Jika keinginan belum dikabulkan, faktor utamanya karena kita masih berdoa dengan kondisi keterpaksaan. Sehingga kita meminta hanya disaat tertentu saja. Ketika senang bisa jadi lupa, namun ketika dilanda cobaan, doa dilaksanakan bertubi-tubi namun sifatnya sementara. Barangkali itulah yang dinamakan berdoa tanpa diiringi rasa ikhlas. Jika hati sudah mencapai kepada keikhlasan, kenikmatanya tidak bisa ditawar dengan apapun.

Seperti saat ini. Aku sudah mulai ikhlas untuk memilih. Dimata Allah aq begitu yakin saat ini aku menemukan pantulan kacaku yang terbaik, tanpa harus melewati proses perkenalan yang terlalu panjang, dan pastinya diri semakin tejaga. Itulah yang dinamakan ikhlas. jodoh itu ikhlas. ikhlas itu ikhtiar. Ikhtiar itu menghargai proses. Maka berdoalah dengan rasa ikhlas.